Genap setahun berdirinya lembaga intermediasi yang dibentuk Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Business Innovation Center, Jumat (13/3), diperingati secara khusus. Meskipun sudah menyosialisasikan 100 inovasi hasil kegiatan riset, baik berbagai lembaga pemerintah, maupun swasta, kinerja lembaga ini dinilai belum optimal.

”Hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan,” kata Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman yang ditemui hadir dalam acara peringatan satu tahun Business Innovation Center (BIC) itu.

Kusmayanto mencontohkan, dalam sosialisasi IC mengenai 100 inovasi itu terdapat produk riset meteran listrik digital dari ITB. Meteran digital merupakan terobosan penting untuk teknologi pencatatan kapasitas listrik konsumen agar lebih efisien oleh PLN.

Meteran digital dapat dipakai prabayar untuk membatasi kapasitas listrik yang terpakai. Pencatatannya juga dapat dilakukan dengan cara jarak jauh sehingga memudahkan bagi petugas manakala kesulitan melihat meteran konvensional tersebut. Misalnya, ketika ingin dilihat meterannya, pagar rumah pelanggan ternyata dalam kondisi tertutup.

”Saat ini ada sekitar 30 juta pelanggan listrik yang memasang meteran. Namun ternyata, jumlah meteran listrik digital yang diproduksi dan sudah dipasarkan hanya beberapa ribu,” katanya.

Direktur Eksekutif BIC Kristanto Santosa mengatakan, kendala implementasi hasil-hasil inovasi masih terletak pada persoalan penyamaan persepsi, antara periset, pebisnis, dan pemerintah itu sendiri.

Langkah yang akan ditempuh selanjutnya adalah mencari hubungan yang makin efektif di antara periset, pebisnis, dan pemerintah.

”Hal yang paling mendasar, periset harus memahami permasalahan bisnis. Pebisnis juga harus memahami dan mengapresiasi dunia riset dan pengembangannya,” kata Kristanto.

Tahun ini, BIC kembali merencanakan penerbitan buku 101 inovasi. Kegiatan itu sebagai bagian sosialisasi hasil-hasil riset yang diharapakan dapat diimplementasikan pebisnis.